Tangkal Islamophobia, Imam Syamsi Ali Ajak Dai Perbaiki Kemampuan Komunikasi
Islamophobia atau ketakutan serta kedengkian pada tuntunan Islam kembali lagi menyebar semenjak tragedi pembunuhan seorang guru di Prancis. Untuk mencegah ini, Imam of Jamaica Muslim Center, Amerika Serikat (AS), Syamsi Ali memandang, seorang dai dituntut untuk lebih pintar mengkomunikasikan tuntunan Islam ke komune di luar Islam.
situs slot online terbesar keunggulan memainkan judi slot online
Menurut dia, dai perlu mempunyai rekanan yang bagus dengan medium. Di mana saat semacam ini, ia memandang medium, khususnya di negara sebagian besar non-muslim, sering tidak seimbang pahami tuntunan Islam yang pada akhirnya bersumber pada pengembusan cerita Islamophobia.
"Kita harus mempunyai (jalinan) yang bagus dengan medium ini. Nah untuk mempunyai rekanan yang bagus dengan medium ini untuk umat Islam pasti dibutuhkan, terutamanya mereka yang aktivis dibutuhkan communication kemampuan," kata Syamsi Ali dalam Seminar Online oleh Prodi Pengetahuan Komunikasi Kampus Muhammadiyah Jakarta (UMJ) lewat saluran Youtube FISIP UMJ, Rabu (11/11/2020).
Pasalnya ia menyaksikan, banyak beberapa dai yang kurang mahir dalam sampaikan tuntunan Islam ke faksi luar.
"Karena salah satunya kekurangan umat Islam serta terutamanya beberapa dai kita, beberapa ulama kita, beberapa aktivis kita ialah kurang sanggup dalam mengkomunikasikan kebenaran itu," sebut ia.
Pria kelahiran 5 Oktober 1967 di Bulukumba, Sulawesi Selatan itu menerangkan jika bukan berati seorang dai harus berbelokkan kebenaran untuk sampaikan syiar Islam ke faksi luar. Kebenaran tidak akan berbeda serta akan presisten.
Yang menjadi masalah bagaimana beberapa dai ini mengkomunikasikan kebenaran itu dengan pas.
"Ini yang selanjutnya jadi catatan yang penting. Kadang kita ini mengkomunikasikan Islam dengan komunikasi buldoser, dihajar semua. Itu belum pernah membuat malah menghancurkan. Atas nama Allah, atas nama Muhammad tetapi kita berikan dengan beberapa cara yang tidak betul, malah menghancurkan," tegasnya.
Oleh karenanya, menurut pria yang mempunyai nama komplet Mohammed Utteng Ali itu, umat Islam harus sanggup mengkomunikasikan tuntunannya pada jalan yang ramah.
"Saya Alhamdulillah dengan semua kekurangan yang ada di saya, apa itu kekurangan bahasa, dan lain-lain tetapi dengan Fox News tidak sempat (perselisihan). Fox News itu ialah TV yang paling anti-Islam di Amerika. Dengan CNN, dengan NBC, dengan ABC dan lain-lain Alhamdulillah," kata Syamsi Ali.
"Mengapa? Saya memaksain diri, sebab untuk saya jika kita tidak memaksain diri serta hadir untuk sebagai wakil Islam, karena itu kita akan diwakilkan seseorang," tambahnya.
Ia ungkap, saat sebelum tragedi gempuran teroris pada Menara World Trade Center (WTC) di New York pada 11 September 2001, mereka yang bicara mengenai Islam di Amerika Serikat (AS) ialah Yahudi atau Kristen.
"Alhamdulillah sesudah 9/11 (Tragedi WTC) itu mulai berubah, mengapa? Kita (komune muslim) mulai tampil di medium," ujarnya.